Berdamai dengan Deadline: Cerita “Me and Lionel Messi”

Posting Komentar
                
Sebenarnya, saya sudah biasa bekerja di bawah tekanan deadline. Tetapi, deadline untuk penulisan Me and Lionel Messi ini benar-benar membuat saya berdarah-darah! (lebay, ah!)

Sebelumnya, ketika menulis “Nasi Goreng Meledak”, saya memang berangan-angan untuk membuatnya menjadi cerita berseri. Jadi, masih ada beberapa ide cerita tentang Lintang yang belum saya garap. Nah, suatu hari Kang Ramadhan, editor DAR! Mizan meminta saya untuk membuat sekuel Nasi Goreng Meledak. Satu kesempatan yang sayang untuk dilewatkan. Saya suka cerita Lintang, dan saya masih punya beberapa stok ide cerita yang belum dikembangkan. Pas banget, kan, ada yang memintanya? Satu hal yang membuat saya berpikir adalah deadline satu setengah bulan untuk membuat sekuel itu.

Seharusnya, satu setengah bulan adalah waktu yang cukup longgar untuk menyelesaikan naskah itu. Tetapi, saat itu saya masih punya kewajiban untuk memberi ASI anak saya yang belum genap setahun. Berhubung ASI saya pas-pasan, saya juga masih punya kewajiban untuk memompa ASI setiap malam.

Karena waktunya pendek, saya pun mulai menentukan target. Ada deadline untuk pengumpulan ide cerita, deadline untuk pengumpulan data, dan target harian untuk menulis. Selama satu setengah bulan, setiap malam, sesudah anak saya tidur, perjuangan untuk bertemu Messi pun dimulai. Mengetik sebentar, tahu-tahu, tiba waktunya untuk memompa ASI. Baru seru-serunya ngetik, tahu-tahu si kecil bangun dan minta ASI. Mau mulai lagi, rasanya sudah sangat capek. Lebih capek lagi kalau keesokan harinya anak saya tiba-tiba kepengen bangun sangat pagi dan tidak mau tidur lagi. Sementara kerjaan di kantor juga menumpuk. Hadeeew!!! Terus terang, saya nyaris putus asa dan sempat pesimis, apakah saya bisa menepati deadline itu. Tapi, saya senang menulis tentang Lintang. Saya selalu bersemangat ketika memikirkan Lintang.

Berbekal doa, semangat, dan usaha, rasanya legaaa banget ketika deadline terpenuhi. Tadinya, naskah itu berjudul “Buaya Bermata Merah”. Tetapi, dengan berbagai pertimbangan, DAR! Mizan mengusulkan untuk merubahnya menjadi “Me and Lionel Messi”. Akhirnya, “Me and Lionel Messi” pun hadir untuk para penggemar kisah Lintang dan teman-temannya.
Veronica W
Seorang penulis dan editor yang menyukai dunia anak-anak.

Related Posts

Posting Komentar