Gaya Menulis Cerita

Posting Komentar
(foto: Veronica W.)
Setiap penulis pasti punya cara sendiri yang menurutnya paling nyaman untuk menuangkan ide di kepala menjadi tulisan. Berdasarkan pengalaman, saya paling nyaman untuk menuangkan semua ide dulu ke dalam bentuk tulisan. Biarkan semuanya mengalir bebas. Lepaskan segala macam teori. Salah-salah ketik sedikit, biarkan. Ceritanya terasa aneh, biarkan. Ada yang enggak nyambung, biarkan. Tiba-tiba ada ide baru yang menyimpang, tetap tulis. Yang penting semua ide tertuang.


Ketika tulisan sudah jadi, utuh, diamkan sejenak. Ini berlaku kalau tidak ada deadline yang mendesak, lo, ya! Lakukan aktivitas lain atau tulis hal-hal lain dulu. Setelah pikiran lebih segar, baru kembali ke naskah yang sudah selesai tapi berantakan. Mulai, deh, membaca seluruh naskah, sambil membetulkan salah-salah ketik atau salah-salah ejaan. Saya tidak buru-buru mengedit jalan cerita dulu. Baca semuanya dari awal sampai akhir. Setelah oke, baru saya benahi alur cerita yang kacau, kalimat- kalimat yang tidak logis atau tidak efektif, juga cerita-cerita yang enggak nyambung. Proses ini biasanya tidak sekali jadi. Saya bisa membaca naskah sampai berkali-kali. Kadang, naskah harus disimpan dan diendapkan dulu, baru dibuka kembali di lain waktu. Lama, ya? Memang! Tetapi, saya merasa nyaman dan yakin dengan hasilnya . Tetapi, sekali lagi, ini berlaku kalau saya tidak sedang dikejar deadline.

Ini gaya saya menulis cerita. Bagaimana dengan gaya Anda?
Veronica W
Seorang penulis dan editor yang menyukai dunia anak-anak.

Related Posts

Posting Komentar