Kelas Inspirasi (Lagi)

Posting Komentar


Suatu sore Pemimpin Redaksi mendatangi saya dan beberapa teman, mengabarkan bahwa kami diajak untuk berpartisipasi dalam Kelas Inspirasi. Wah, saya penasaran, apakah program ini sama dengan Kelas Inspirasi yang pernah saya ikuti bersama Indonesia Mengajar tanggal 25 April yang lalu? Mengingat betapa serunya Kelas Inspirasi yang dulu, tentu saya bersemangat untuk ikut!

Setelah saya dan beberapa teman mengikuti briefing bersama Gollin Harris, baru saya tahu, ternyata Kelas Inspirasi kali ini memang terinspirasi dari Kelas Inspirasi yang diadakan Indonesia Mengajar. Ceritanya, PT Kraft Food Indonesia mengajak teman-teman dari media anak Kompas-Gramedia untuk bergabung dalam Kelas Inspirasi yang akan mereka adakan di empat sekolah, yaitu SDN 04, 09, 10, dan 13 Cideng. Mereka minta bantuan PR Agency, Gollin Harris, untuk mengatur pelaksanaannya. Modulnya mengambil dari Kelas Inspirasi-nya Indonesia Mengajar.


SERU! Begitu yang ada dalam benak saya waktu itu. Nyatanya, memang benar-benar seru. Kali ini, persiapan lebih cepat, karena sudah ada bayangan dari Kelas Inspirasi sebelumnya. Tetapi, ada sedikit yang berbeda. Kalau di Kelas Inspirasi sebelumnya saya harus mengisi 60 menit sendirian dan mendapatkan tiga kelas, kali ini 60 menit diisi berdua. Kebetulan, saya mendapat partner Mas Mame, desainer grafisnya XY-Kids. Kami sepakat, masing-masing mengisi sekitar 20-25 menit, sisanya untuk ice breaking, games, dan lain-lain. Saya akan bercerita tentang kegiatan reportase, Mas Mame akan mengajak anak-anak menggambar. Hmm, menjelaskan tentang profesi reporter dalam 20 menit dengan cara yang menarik. Cukup enggak, ya, waktunya? Tadinya, saya sempat akan menjelaskan tentang profesi sebagai penulis cerita, lengkap dengan sedikit role-play. Tetapi, sepertinya, waktu yang dibutuhkan akan lebih lama. Jadi, saya memilih untuk menjelaskan tentang profesi reporter saja.

Tanggal 22 November 2012 tiba. Saya bersebelas dari media anak KG bergabung dengan 17 teman dari Kraft Food bertemu langsung di lokasi. Sempat panik karena pagi itu macet parah di samping tol Kebon Jeruk. Untung, bisa datang tepat waktu, setelah Nika dari AWD sempat nyaris memutuskan untuk naik ojek untuk menuju lokasi.

Keempat sekolah yang kami kunjungi berada dalam satu lokasi. Mereka menyambut kami dengan antusias, berkumpul bersama di lapangan, lalu menyuguhkan penampilan paduan suara terbaik mereka. Sambutan yang meriah dan merdu! Setelah penyambutan, masuklah kami, para pengajar, ke kelas masing-masing. Saya dan Mas Mame mendapat jatah di kelas 5 SDN 13 Cideng.

Setelah perkenalan sejenak, saya membuka dengan permainan Pesawat Cita-Cita. Hebohlah anak-anak itu untuk berlari ke depan kelas dan memperebutkan pesawat kertas yang mereka buat dan telah mereka tulisi dengan cita-cita masing-masing. Saya sempat agak panik melihat situasi kelas yang jadi kacau balau. Tetapi, anak-anak ini hebat, lho! Ketika saya berteriak, meminta mereka kembali ke tempat duduk masing-masing, mereka bisa menurut dengan tertib! Ajaib!

Penjelasan selama 20 menit tentang kegiatan reportase memang terasa kurang mendalam. Tetapi, setidaknya, anak-anak mendapat gambaran tentang profesi reporter di media anak. Saya hanya sempat bercerita sambil menunjukkan alat-alat peraga yang saya bawa, lalu berinteraksi dengan anak-anak. Tadinya, saya kepingin role-play untuk reportase. Sayang, waktu tidak memungkinkan. Mengingat kali ini saya punya partner, saya harus membagi waktu dengan partner saya. Setelah Mas Mame memberi penjelasan tentang desainer grafis dan ilustrator, lengkap dengan praktik menggambar, kegiatan saya tutup dengan mengisi kartu cita-cita yang harus anak-anak simpan untuk menyemangati mereka.

Saya senang melihat semangat anak-anak itu. Mereka adalah anak-anak hebat yang akan menjadi semakin hebat di tahun-tahun yang akan datang. Kelak, mereka pasti akan menjadi jauh lebih hebat dari saya. Pihak kepala sekolah dan guru pun terlihat antusias dengan kegiatan yang baru saja kami lakukan. Bahkan, salah satu kepala sekolah ingin agar kami bisa mengadakan kegiatan serupa paling enggak setiap 6 bulan sekali.

Kelas Inspirasi saya yang kedua ini membuat saya ketagihan untuk ikut Kelas Inspirasi lagi, lagi, dan lagi ….

Salam inspirasi!
Veronica W
Seorang penulis dan editor yang menyukai dunia anak-anak.

Related Posts

Posting Komentar